Hallo...

menghargai hak cipta sebagai usaha orang lain dalam berkarya berarti menghormati diri sendiri sebagai insan yang bijaksana

30 November, 2012

Nopember berlalu


Dear catatanku...
Ku lihat tumbuhan bawang bunga desember depan rumahku
Aku masih menantikan kuncup bunganya
Sementara masih perlu ku pertanyakan padanya
Sanggupkah ia hadiahkan padaku
Mekarnya bunga desember
Padahal besok bulan berlalu tinggalkan Nopember
Masih ku sisakan cerita dalam buku catatan yang lalu
Dan ku sengaja menunda tuk menuliskan padamu
Dear catatanku...
Waktu  berlalu 
Memang begitulah selalu
Dan takkan mampu kembali
Belum lelah kepak sayapku tuk menghinggapimu
Lihatlah sayapku
Entah seberapa kuat ?
Takkan ku biarkan sayapku patah
Sayapku ini yang akan membawaku berkelana
Menyongsong lorong waktu
Antara deru debu 
Sebagai potret-potret di pagi siang malamku
Dear catatanku...
Ini akhir Nopemberku
Esok ku jelang Desemberku

Atas Nama


Atas nama agama
Aku mencoba bertahan
Membela kebenaran berdasar syariat
Dengan mengusung faham idealisme
Aku pejamkan mata
Seolah tak sadari
Bahwa waktu telah mengejar hari esok
Dengan mengusung faham moral
Aku membuka mata
Tersadar bahwa hari esok telah didepan mata
Atas nama agama aku bertahan
Kesetiaan kepada Tuhan
Ku rela jalani hidup
Berpikir positif
Dengan niat hidup dan doa hidup
Tiada henti terpanjat
Karena atas dasar fitrahku sebagai manusia
Aku mencari bahagia


29 November, 2012

" Nur ..."

Nur ....
kusapa malam tanpa bintang
Sepinya malam tak ku rasa
Di olehkan sibuknya pikiranku
Berjalan diwaktu yang telah lalu,
Nur...
Kurasa bodohlah aku
Nur...
Bantulah aku menemukan sepi
Nur...
Temani aku
dan jangan kau jauh-jauh dariku
................
Biar terlelap malamku 
Tersungging senyumku
memeluk mimpi indahku

Gambaran


Maaf bila aku mulai berpaling...
Saat itu masih ku goreskan garis-garis
Dan ku kumpulkan sekawanan titik-titik
Agar menjadi sosok gambaran
Tapi mungkin untuk saat ini,
Kebiasaan itu boleh jadi hilang...
Entah untuk barang berapa sejenak...
Kini ku mulai terbiasa memunguti
Kata-kata yang tercecer dibenakku
Untuk aku jelmakan sosok gambaran
Lalu ku coba hidupkan
Tanpa perlu aku ciptakan ruh didalamnya
Ku biarkan mereka yang berani mendekat dan menyentuhnya
Memberikan nyawa ,,,
dari bangkitnya gambaran imajinasi di sarang kepalanya
Ku biarkan rasa-rasa takjub mengelilingi hatinya
bagi mereka yang jatuh tenggelam
dari tiap jengkal kata yang ku gambarkan
Tak perlu ada yang ditakutkan
ini bukan mantra atapun sihir azimat pengasih
dan bukan pula sebilah pisau
yang tega membunuh karakter mereka
ku gambarkan kata-kata menjadi sedemikian elok
Dan ku coba memikat agar mereka jatuh rasa
Dalam rangkaian kata yang ku cipta
atas nama manusia yang mengharapkan kebaikan



28 November, 2012

Hujan dan Aku



Azan isya telah berkumandang setengah jam yang lalu
Ku susuri jalanan kotaku
Dijalan-jalan yang penuh orang berlalu lalang
Meski jalanan basah dihujani air
Dari atas langit yang gelap karena malam makin pekat
Dinginnya angin malam kian akrab bersama suhu air hujan
Kendaraan-kendaraan hilir mudik tak perduli akan hujan
Sama halnya denganku...
Rasa-rasanya sepanjang musim penghujan kali ini
Baru kali ini aku merasakan kesenyapan cuacanya
Kecepatan speedometer berkisar 20 kutancapkan
Dinginpun sedikit menusuk dikedalaman kulit
Yang terlindungi mantel jas hujan milikku satu-satunya
Namun hampir-hampir tak basah...
Awalnya tadi enggan ku kenakan
Karena aku berpikir sekedar gerimis
Namun malangnya setelah lima menitan ku berjalan
Di daerah selatan hujan deras mengguyur
Lantas aku tak mau mandi air hujan
Segera ku berhenti aku lindungi diriku dari air hujan
Ku berputar-putar lewati kotaku yang biasa lenggang
Terbesit rasa lapar menggoda...
Ku hampiri bakso uleg dengan rasa khas pedasnya
Yang selalu mengundang selera makanku...
Ku pesan dan ku bungkus...
Untuk disantap dirumah,
Masih ku berjalan-jalan...
susuri malam suasana kotaku yang biasa lenggang
Bau anyir terasa tajam dihidungku
Amis... membuatku terasa ingin cepat berlalu
Ketika ku lewati jalan yang disisi ruas kiri
Berupa areal sawah dan disampingnya sungai-sungai
Yang aku yakin tadinya  kering lalu mulai tergenang air yang tumpah ruah ke jalan
Aku pikir ini pasti aroma bangkai-bangkai hewan melata liar
Aku pikir inipun bisa menjadi ancaman penyakit tuk hari selanjutnya
Akupun bertambah berpikir,,,,
Ah...aku serasa dibuat kemayu oleh keadaan sekelilingku
Ah...Gadis yang kemayu...



26 November, 2012

Belajar dari Perbedaan


 
Ketika ku bersyair kepada-mu...
ku izinkan kau menutup telinga-mu,
Karena aku tak mampu menandingi ayat-ayat-NYA.
Sungguh betapa Maha Indah syair firmanNYA...
     

25 November, 2012

Tulus


Tulus menjagai lelah
Meragai hari
Sunyi ini tertata
Penuh pesona nan kabut
Membiarkan tertutup
Bilakah mentari bersinar menembus kabut
Biar diraih sekuntum asa
Mengobati ruang hati yang lelah disesaki impian

Ketika Gerimis

Gerimis hujan basahi tanah kering dihalaman rumahku.
suaranya diatas atap tua rumahku 
melodikan kesegaran dalam raga 
yang rindu nuansa harmoni gemericik tetesan air.
Tercium aroma tanah
 kering nan lembab diguyuri air dari langit.
sejukkan ruang nafas mengusir hawa kemarau.
Siang yang mendung 
tak berarti hatiku turut dilanda mendung.
Ku lihat burung gereja tak enggan berkicau 
dibawah langit yang biru 
meski warnanya jadi kelabu dan suram.
ku lihat mereka 
begitu asyik liar kesana kemari 
menclok dikabel listrik milik PLN.
Terimakasih Tuhan,
ku syukuri betapa nikmat segala kasihmu
 dengan menyeduh secangkir teh hangat
 yang wangi bunga melati...

22 November, 2012

Kuncup Mawar Merah


Aduhai indah bunga di taman nirwana
banyak mengundang lirikan mata
Nun disudut sana tumbuh sang mawar 
namun sungguh teramat sayang....
Kuncup mawar merah terlalu sombong mekar,
wanginya terlalu mahal berbagi
bunga mawar milik siapa?...
sudikah disentuh?...
durinya banyak!...
siapa berani?...
Wahai mentari sapalah mawar biar mekar....!
 Lalu angin pagi berhembuslah...! 
kirim wanginya kemari...! 
Dan embun pagi merasuklah..! 
Tahan dari layu..! 
Tunggulah...! 
hingga ada sang pangeran berani memetik...



Ayolah



Lepas dari itu semua 
impian dan harapan akan percuma saja
bila kau sekedar duduk dalam lamunan yang berkepanjangan.
Tiadakah terbesit  ide di kedalaman otakmu,
untuk bangkit dan berdiri?...
Cobalah....!

 hadapi kenyataan yang terjadi hari ini atau besok.
Janganlah kau pandang dirimu lemah...
 yakinlah bahwa kau kuat,
 fahamilah...!
kau terlahir dengan kelebihan yang belum tentu orang lain punya
 Tiap manusia memiliki keunikan dan khas tersendiri
Tak ada keputusan tanpa resiko
kau pun harus menjadi jiwa yang berani
 siap merima tantangan yang mengonak duri didepanmu
sadarilah...!
bahwa hanya akan jadi omong kosong segala teori dikedalaman otakmu,
bila tanpa kau buktikan dengan tindakan nyata
Tunjukkanlah....!
bahwa kau bisa dan mampu atasi semua yang telah terjadi
Janganlah mau..!
dihantui kebimbangan yang tak berkesudahan
Tak baik dikerdilkan oleh masalah
ayolah...!
jangan mau berputus asa,
 percayalah langit masih biru...
dan matahari menunggumu esok pagi 
melihat senyum ceriamu



20 November, 2012

Duh Gusti Allah...


Duh Gusti Allah...
Mataku pedih menyaksikan
Dan hatiku sedih merasakan
Betapa nyawa mereka dimurah-meriahkan
Betapa tanah mereka diporak-porandakan
Karena merasa paling punya kekuatan
Dengan beribu dalih ingin paling dibenarkan
Masihkah ada jiwa kemanusiaan
Bila yang lemah tega ia hancurkan
Apa pantas disebut negara peradaban?
Jika yang ia banggakan kebiadaban
Tanpa rasa malu ia pertontonkan
Duh Gusti Allah....
Aku lemah...
Yang teramat payah
Aku tak cukup kekuatan
Untuk mencegah serangan
Yang terjadi sekarang adalah peperangan
Banyak yang menjadi korban
Tak sedikit kehilangan harapan
Kemerdekaan menjadi impian
Karena hidup dibayangi kematian
Duh Gusti Allah...
Panji-panji kebenaran dikibarkan
Berteriak minta kasihan
Hanya doa ku haturkan



Buat Kamu


Karena kamu
Hari ini ku buat puisi buat kamu
ku ingin sampaikan pesan hatiku
pada indera pendengaran kamu
ku ingin kau saksikan bukti kasihku
pada indera penglihatan kamu
ku ingin kau kecap manis cintaku
pada indera perasaan kamu
ku ingin kau rasakan aliran darahku
pada indera nafas kamu
Sebelum masa datang terlambat
Sungguh rasa ini telah demikian tertambat
Tolong jangan biarkan rasa ini tersumbat
Percayalah rasa ini kian menghebat
Maafkan aku bila cintakan kamu
Berdebar hatiku menatap wajah kamu
Sadari bahwa aku pada kamu
Sebelum rasa ini membenci kamu
Mari bersulang atas kemenangan kamu


Ha ha ha dasar kamu
ini saja dari aku
sekian dan terimakasih buat kamu


16 November, 2012

Malamku

Ku hitung bulan cuma saTu.
Ku hitung bintang tak bertePi.
Lalu lelah diragaku menyaTu.
Hingga terpejam mataku temui mimPi.


Kesendirian terbiasa temani hari-hariku , buku novel menjadi teman andalanku.Ia mengajak berfantasi tentang peristiwa lelaku manusia yang mungkin saja dialami diriku ataupun orang lain.Tapi tentu saja aku tak pernah berharap hal-hal peristiwa yang tiada ku inginkan datang menyapaku.
Pada umumnya fitrah manusia menginginkan kebahagiaan seperti dongeng khayalan pengantar tidur anak-anak yang meninabobokan dalam mimpi indahnya.Padahal hidup ini berjalan sesuai kondisi alamnya,akan ada pasang surutnya.Karena Tuhan menciptakan alam ini dalam keseimbangan dan keselarasan harmoni kehidupan,dibalik kesulitan akan ada kemudahan begitupun sebaliknya dan akan seterusnya selagi hayat dikandung badan.
Ada bahagia diiringi kesedihan,hal yang pahit akan diganti hal yang manis,ada kehidupan dibaliknya ada kematian.Ibarat sisi koin mata uang ketika terlempar ada dua pilihan yang kemungkinan terlihat hanya satu.Dan ibarat kita berjalan hendak kemana arah yang kita tuju,akankah kita berbelok kekanan atau ke kiri?. atau mungkin kita pilih lurus saja atau balik lagi yang berarti melewati arah yang sama kembali.
Hidup inipun pilihan, dengan siapa kita hendak berkawan.Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan.Seorang lelaki akan membutuhkan kehadiran seorang perempuan,begitupun sebaliknya.Tak ada manusia yang mampu hidup sendiri, manusia hidup sesuai kodratnya sebagai makhluk sosial yang menggantungkan segala kebutuhannya terhadap sesama dalam memenuhi hasrat jasmani dan rohaninya.
Dan bila kita sebagai seorang penganut Islam harus menyakini iman yang keenam dalam kehidupannya.Yakni percaya pada qadlo dan qadar yang berarti percaya akan adanya takdir baik dan takdir buruk.Tiap manusia terlahir dalam keadaan dan kondisi yang berbeda,genap beserta kekurangan dan kelebihannya.Ibarat bunga di taman bunga yang terdiri dari seribu bunga memiliki ragam dan corak yang berbeda.diantaranya ada mata yang suka memandang,adapun mata yang acuh tak acuh.ini menunjukkan ketertarikan manusia tak sama tergantung dari niat dan tujuannya.
Kitapun tak mungkin mengajak manusia untuk tumbuh dalam pola pikiran yang sama.Dalam strata sosial terkecil yakni keluarga yang terdiri dari dari ayah,ibu dan anak saja belum tentu bisa memiliki pola pikir yang sama.Itu karena manusia hidup berdasarkan rasa kebutuhan dan kepentingan yang berbeda.Salah satu yang bisa dijadikan contoh diantaranya ketika dalam satu keluarga menonton acara televisi, tidak mustahil dari berbagai macam acara televisi menjadi banyak pilihan yang mungkin dari mereka akan berebutan untuk menonton acara yang disukai.Dari sini untuk menghindari pertengkaran diperlukan dari salah satu dari mereka untuk mengalah demi terwujudnya harmonisasi dalam hubungan keluarga.
Lain halnya bila seseorang yang masih memutuskan hidup masih sendiri, mungkin memang hidupnya lebih mudah terarahkan.Karena besar kemungkinan permasalahan hidup yang dialami lebih bisa diminimalkan.Tapi pilihan apapun itu akan selalu ada konsekuensinya,Tak ada pilihan yang mengundang tanpa sebab akibatnya.
Bukankah Yang namanya permasalahan hidup itu tergantung kaca mata  dan dari sisi mana yang kita lihat?.Karena kebanyakan dari manusia melihat masalah dari sisi luarnya saja, jarang yang sudi melihat jauh kedalam.Tapi dari sekian manusia juga ada yang lebih suka menyembunyikan tiap masalah kehidupannya,jadi orang melihatnya sebagai orang yang baik-baik saja.Dan kita juga sebaiknya banyak-banyak menyadari tak ada manusia yang hidup tanpa masalah.Hanya saja dari kita memiliki cara berbeda dalam mensikapi dan menyelesaikannya.
Maka bersyukurlah diantara kita yang bisa mensikapi dan menyelesaikan masalah yang ada secara arif dan bijaksana tanpa mengundang polemik dari orang sekitar kita.Itulah orang yang dewasa dalam berpikir dan berbudaya.Sehingga orang akan berdecak kagum melihat prestasi kita dalam menghadapi tiap masalah yang ada dan tentunya akan menyematkan bintang sebagai penghargaan yang diraih.Karena bisa jadi yang telah dilakukan pantas untuk ditiru dan patut dijadikan sang suri tauladan.


15 November, 2012

Dari Secuil Perasaanku

Tadi sore saat memanjakan diri dengan secangkir coffemix terbesit  rencana yang ingin aku tuangkan dicatatan sini.Tapi memang dasar sifat manusia yang pelupa dan seringkali khilaf , unek-unek yang tersimpan dalam otak terdelete begitu saja ketika tangan ini membuka lap-top dan mencoba mengetik tulisan.Rasa menyesal seketika karena musnah kumpulan ideku.
Kadang terbayang dari sekian tulisan yang pernah ku buat menjadi nilai komiditi.Tapi kesadaran lama-lama muncul dengan sendirinya karena seringnya instropeksi diri bahwa tulisanku tak banyak berarti.Bagaimana tidak banyak berarti, Karena tulisan yang sering ku buat hanya secuil-cuil dari perasaan yang tiba-tiba muncul dan menjadi buah pikiran disela-sela hari yang ku jalani.

Jadinya tulisanku sekedarnya saja , sekedar mengapresiasi isi hati sendiri  tanpa pernah menuliskan isi dan pikiran orang lain.Dan perlu diharap maklum juga baru-baru sekarang ini berusaha melatih tangan untuk menulis semenarik mungkin dari hal apa saja yang terjadi disekitaranku saja.Maka ibarat kail, tulisanku ini belum bisa memancing ditempat yang paling dalam hanya sekedar diperairan yang dangkal.Tak pelak aku harus bersyukur bila ada orang yang menyukai tiap tulisanku meski itu tak akan banyak.

catatan di tahun baru

Ku buka lembar pertama diharian catatanku di tahun baru hijriah ini,sebagai awal episode kehidupan dengan untaian doa semoga kehidupan selanjutnya yang akan kutapaki menjadi catatan-catatan amal baikku tuk memujudkan diri ini sebagai manusia bernilai guna dan daya unggul yang berpotensi bagi makhluk ciptaan Tuhan yang lain didunia yang fana ini.
Sanggup menjalani kehidupan ini lebih baik meski mungkin jalan yang mesti ditempuh akan lebih sulit, karena secara sadar dalam iman kita sebagai hamba Tuhan adalah kita hadir dimuka bumi ini sebagai musafir yang harus melewati segala rintangan mencari dan menabung amal kebaikan sebagai tabungan berupa investasi yang akan dimintai pertanggungjawaban di sidang mahkamah Yang Maha Tertinggi setelah akhir zaman ini berakhir oleh tiupan Isrofil.

Semoga hari ini juga esok kian banyak emas permata yang bisa kita tabung untuk membeli tiket ke surga, Dan alangkahkah indahnya bila amalan dunia kita bisa menyogok Tuhan sehingga kita diizin bertemu dengan Yang Maha Indah menyaksikan sinar cahaya diatas cahaya Yang Maha Tinggi dan Yang Maha Agung.Amien...