Hallo...

menghargai hak cipta sebagai usaha orang lain dalam berkarya berarti menghormati diri sendiri sebagai insan yang bijaksana

12 Agustus, 2014

Ketika Harus Memilih


Tentang mereka yang akan dipilih, Tentang sosok mereka yang terus bergulir, Tentang siapa yang kita pilih sebagai mayoritas yang dihitung disana juga disini. Lalu pertanyaannya sejauh mana kita mampu mengoreksi gagasan mereka dari hulu hingga ke hilir, Inilah asas demokrasi yang dipilih. Secerdas apa kita mampu memilih. Seberapa banyak kita mampu menyaring acara perdebatan mereka lalu menilai untuk menjatuhkan mana yang lebih baik. Jadi bertanya kesempatan memilih ini pangkal kelemahan atau kelebihan. Rasa dilematis itu ada karena ada kekhawatiran jika nanti pilihan kita berujung pada kekecewaan. Padahal bingung bukan pilihan. Karena kita dituntut untuk memilih. Siapa lagi kalau bukan kita yang memilih untuk menunjuk seorang pemimpin. Pemimpin kita nanti adalah cerminan dari kita yang jumlahnya sangat tidak sedikit.Dari berbagai suku dan agama juga dari tingkatan elemen masyarakat yang nota bene berbeda. Sebagai manusia yang berprinsip sudah pasti punya alasan kenapa memutuskan satu pilihan. Bukankah ada keyakinan yang berbicara namun jika keyakinan tak sanggup berbicara mengapa kita tak melihat siapa saja orang yang mengelilingi mereka.Jika kita tahu satu diantara mereka dikelilingi orang yang kita tahu baik secara agama dan individu mengapa kita tak memberi alasan menjatuhkan pada satu pilihan dengan tak lupa menakar kualitas dan kapabilitasnya. Bukankah kita tak ingin membeli kucing dalam karung? Lantas bila tak juga keputusan berpihak maka sebagai manusia yang berasas ketuhanan ada baiknya mintalah petunjuk kepada-Nya. Menyadari tantangan zaman yang terus bergolak menguji kekuatan iman kita.

Tidak ada komentar: