Hallo...

menghargai hak cipta sebagai usaha orang lain dalam berkarya berarti menghormati diri sendiri sebagai insan yang bijaksana

16 November, 2012

Malamku

Ku hitung bulan cuma saTu.
Ku hitung bintang tak bertePi.
Lalu lelah diragaku menyaTu.
Hingga terpejam mataku temui mimPi.


Kesendirian terbiasa temani hari-hariku , buku novel menjadi teman andalanku.Ia mengajak berfantasi tentang peristiwa lelaku manusia yang mungkin saja dialami diriku ataupun orang lain.Tapi tentu saja aku tak pernah berharap hal-hal peristiwa yang tiada ku inginkan datang menyapaku.
Pada umumnya fitrah manusia menginginkan kebahagiaan seperti dongeng khayalan pengantar tidur anak-anak yang meninabobokan dalam mimpi indahnya.Padahal hidup ini berjalan sesuai kondisi alamnya,akan ada pasang surutnya.Karena Tuhan menciptakan alam ini dalam keseimbangan dan keselarasan harmoni kehidupan,dibalik kesulitan akan ada kemudahan begitupun sebaliknya dan akan seterusnya selagi hayat dikandung badan.
Ada bahagia diiringi kesedihan,hal yang pahit akan diganti hal yang manis,ada kehidupan dibaliknya ada kematian.Ibarat sisi koin mata uang ketika terlempar ada dua pilihan yang kemungkinan terlihat hanya satu.Dan ibarat kita berjalan hendak kemana arah yang kita tuju,akankah kita berbelok kekanan atau ke kiri?. atau mungkin kita pilih lurus saja atau balik lagi yang berarti melewati arah yang sama kembali.
Hidup inipun pilihan, dengan siapa kita hendak berkawan.Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan.Seorang lelaki akan membutuhkan kehadiran seorang perempuan,begitupun sebaliknya.Tak ada manusia yang mampu hidup sendiri, manusia hidup sesuai kodratnya sebagai makhluk sosial yang menggantungkan segala kebutuhannya terhadap sesama dalam memenuhi hasrat jasmani dan rohaninya.
Dan bila kita sebagai seorang penganut Islam harus menyakini iman yang keenam dalam kehidupannya.Yakni percaya pada qadlo dan qadar yang berarti percaya akan adanya takdir baik dan takdir buruk.Tiap manusia terlahir dalam keadaan dan kondisi yang berbeda,genap beserta kekurangan dan kelebihannya.Ibarat bunga di taman bunga yang terdiri dari seribu bunga memiliki ragam dan corak yang berbeda.diantaranya ada mata yang suka memandang,adapun mata yang acuh tak acuh.ini menunjukkan ketertarikan manusia tak sama tergantung dari niat dan tujuannya.
Kitapun tak mungkin mengajak manusia untuk tumbuh dalam pola pikiran yang sama.Dalam strata sosial terkecil yakni keluarga yang terdiri dari dari ayah,ibu dan anak saja belum tentu bisa memiliki pola pikir yang sama.Itu karena manusia hidup berdasarkan rasa kebutuhan dan kepentingan yang berbeda.Salah satu yang bisa dijadikan contoh diantaranya ketika dalam satu keluarga menonton acara televisi, tidak mustahil dari berbagai macam acara televisi menjadi banyak pilihan yang mungkin dari mereka akan berebutan untuk menonton acara yang disukai.Dari sini untuk menghindari pertengkaran diperlukan dari salah satu dari mereka untuk mengalah demi terwujudnya harmonisasi dalam hubungan keluarga.
Lain halnya bila seseorang yang masih memutuskan hidup masih sendiri, mungkin memang hidupnya lebih mudah terarahkan.Karena besar kemungkinan permasalahan hidup yang dialami lebih bisa diminimalkan.Tapi pilihan apapun itu akan selalu ada konsekuensinya,Tak ada pilihan yang mengundang tanpa sebab akibatnya.
Bukankah Yang namanya permasalahan hidup itu tergantung kaca mata  dan dari sisi mana yang kita lihat?.Karena kebanyakan dari manusia melihat masalah dari sisi luarnya saja, jarang yang sudi melihat jauh kedalam.Tapi dari sekian manusia juga ada yang lebih suka menyembunyikan tiap masalah kehidupannya,jadi orang melihatnya sebagai orang yang baik-baik saja.Dan kita juga sebaiknya banyak-banyak menyadari tak ada manusia yang hidup tanpa masalah.Hanya saja dari kita memiliki cara berbeda dalam mensikapi dan menyelesaikannya.
Maka bersyukurlah diantara kita yang bisa mensikapi dan menyelesaikan masalah yang ada secara arif dan bijaksana tanpa mengundang polemik dari orang sekitar kita.Itulah orang yang dewasa dalam berpikir dan berbudaya.Sehingga orang akan berdecak kagum melihat prestasi kita dalam menghadapi tiap masalah yang ada dan tentunya akan menyematkan bintang sebagai penghargaan yang diraih.Karena bisa jadi yang telah dilakukan pantas untuk ditiru dan patut dijadikan sang suri tauladan.


Tidak ada komentar: